Makalah Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran

BAB I
PEMBAHASAN
    1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah program. Program melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan Untuk mengetahui apakah penyelengaraan program dapat mencapai tujuanya secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan evaluasi. Untuk itu evaluasi dilakukan atas komponen-komponen dan proses kerjanya sehingga apabila terjadi kegagalan dalam mencapai tujuan dapat ditelusuri komponen dan proses yang menjadi sumber kegagalan.
Mengadakan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, merupakan langkah wajib yang dilakukan oleh guru. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan.
Seorang pendidik dapat dikatakan telah memberikan pembelajaran jika terjadi perubahan tingkah laku terhadap peserta didiknya tentunya kearah yang positif, juga menjadikan peserta didik menjadi tahu dan mengerti tentang ilmu pengetahuan yang disampaikan. Sehingga perlu bagi seorang pendidik untuk memperhatikan tahapan evaluasi pembelajaran supaya dapat memberikan penilaian yang baik bagi siswanya. Dalam makalah ini akan membahas  konsep dasar evaluasi pembelajaran yang dapat dijadikan dasar oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. 
   1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka Rumusan Masalah pada Makalah ‘’Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran’’ adalah sebagai berikut:
1.      Apa konsep dasar evaluasi pembelajaran?
2.      Apa saja yang termasuk komponen evaluasi?
3.      Bagaimana kedudukan evaluasi dalam proses pembelajaran?
4.      Apa saja syarat-syarat umum evaluasi?
5.      Apa sasaran evaluasi pembelajaran?
    1.3  Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan pada Makalah ‘’Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran’’ adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui konsep evaluasi pembelajaran.
2.      Mengetahui komponen evaluasi.
3.      Memahami kedudukan evaluasi dalam proses pembelajaran.
4.      Mengetahui syarat-syarat umum evaluasi.
5.      Mengetahui sasaran evaluasi pembelajaran.





BAB II
PEMBAHASAN
   2.1  Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
2.1.1        Pengertian Evaluasi
Evaluasi pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu evaluasi dan pembelajaran. Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja direncanakan utnuk memperoleh informasi atau data, berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan. Dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran, Norman E. Gronlund merumuskan pengertian evaluasi adalah: “Evaluasi… a systemtic process of determining the extendto which instructional objectives are achieved by pupils”, (evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa).
Namun, menurut (Rizal Fahmi dalam artikelnya) menyatakan banyak dari kita yang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, dan penilaian. Bahkan, banyak orang mengartikan ketiganya dengan satu pengertian yang sama. Hal ini karena orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai. Karena biasanya, aktivitas mengukur sudah termasuk di dalamnya. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi (dalam jurnal Zainal arifin yang berjudul Evaluasi pembelajaran) merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara berurutan.
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteristik suatu objek.Selain itu, pengukuran juga pada dasarnya merupakan kuantifikasi suatu objek atau gejala. Semua gejala atau objek dinyatakan dalam bentuk angka atau skor, dan objek yang diukur bisa berupa fisik maupun non fisik. Dalam pengukuran harus menggunakan alat ukur (tes atau non- tes).
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari assessment, bukan dari istilah evaluation. Depdikbud mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Sedangkan Gronlund mengartikan penilaian adalah suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/ data untuk menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka membuat keputusan- keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Selanjutnya, tentang istilah evaluasi.Secara harfiah, evaluasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu“evaluation”, sedangkan dalam Bahasa Arab yakni “at- taqdir” yang berarti penilaian atau penaksiran.
Berikut ini beberapa pengertian evaluasi dari para ahli (dalam jurnal Zainal Arifin dengan judul Evaluasi pembelajaran) :
a.       Menurut Cross, evaluasi meruapakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan mengukur derajat, di mana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya, evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi keperluan mengambil keputusan.
b.      Stufflebeam, mendefinisikan evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
c.       Zainul dan Nasution menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai proses pengambilan keputusan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik menggunakan instrument tes maupun non- tes.
Dengan demikian, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai mana tujuan-tujuan pembelajaran dicapai siswa. Atau singkatnya, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan siswa dan menimbanya dari segi nilai dan arti.

2.1.2        Tujuan Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1) (dalam jurnal Zainal Arifin dengan judul evaluasi pembelajaran), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan diantaranya terhadap siswa, lembaga, dan program pendidikan. Secara umum (dalam jurnal Zainal Arifin), tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua.
Pertama, untuk menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti perkembangan yang dialami oleh para siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan umum evaluasi dalam pendidikan yakni memeroleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian berbagai tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Kedua dari evaluasi pembelajaran adalah mengukur dan menilai efektivitas mengajar serta berbagai metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh siswa.
Selain tujuan umum, evaluasi juga memiliki tujuan khusus yaitu yang pertama, merangsang kegiatan siswa dalam menempuh program pendidikan. Tanpa evaluasi, tidak mungkin timbul kegairahan pada diri siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.Kedua, mencari dan menemukan berbagai faktor penyebab keberhasilan maupun ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat menemukan jalan keluar.
    2.2  Komponen Evaluasi
Pengertian komponen yaitu bagian dari keseluruhan atau unsur yang membentuk suatu sistem atau kesatuan, dalam makalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang terdapat beberapa komponen evaluasi diantaranya yaitu sebagai berikut : 
1.      Tujuan pembelajaran
Hermawan (2008) (dalam makalah UMM) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan. Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas terhadap pemilihan materi/bahan ajar, strategi, media, dan evaluasi. Menurut Bloom, tujuan pembelajaran (proses belajar-mengajar) dapat dipilah menjadi tujuan yang bersifat kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotorik (ketrampilan). Derajat pencapaian tujuan ini merupakan indikator kualitas pencapaian tujuan dan hasil perbuatan belajar siswa.Tujuan merupakan fokus utama dari kegiatan belajar-mengajar.
2.       Materi
Menurut Winataputra (2007) (dalam makalah UMM), materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka membangun  proses belajar, antara lain membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Menurut Hermawan (2008), materi merupakan komponen terpenting kedua dalam pembelajaran yang menentukan tercapainya suatu tujuan dalam pembelajaran. Materi pembelajaran dapat meliputi fakta-fakta, observasi, data, persepsi, pengindraan, pemecahan masalah, yang berasal dari pikiran manusia dan pengalaman yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk berupa fakta-fakta, gagasan (ideas), konsep (concept), generalisasi (generalitation), prinsip-prinsip (principles) dan pemecahan masalah (solution).
3.       Metode
Metode pembelajaran (dalam makalah UMM) dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Hermawan(2008), metode  pembelajaran adalah cara dalam menyajikan (menguraikan materi, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak setiap metode pembelajaran sesuai untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
4.       Media
Menurut Winataputra (2007) (dalam makalah UMM) Secara harafiah media disebut medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Pengelompokan media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian, yaitu media visual, media audio dan media audio visual.
5.      Siswa
Peserta didik (dalam makalah UMM) adalah semua individu yang menjadi audiens dalam suatu lingkup pembelajaran. Biasanya penyebutan peserta didik ini mengikuti skup/ruang lingkup dimana pembelajaran dilaksanakan, diantaranya: siswa untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa untuk jenjang pendidikan tinggi, dan peserta pelatihan untuk diklat. Menurut Pasal 1  butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui  proses pembelajaran yang trsedia pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Siswa atau peserta didik merupakan subyek utama dalam  pembelajaran dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan kegiatan belajar-mengajar.
6.      Guru
Hermawan (2008) (dalam makalah UMM) menyatakan bahwa guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Untuk guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran siswa yang dinamis dan inovatif.Pembelajaran pada haikatnya adalah proses sebab-akibat. Guru sebagai pengajar merupakan penyebab utama terjadinya proses pembelajaran siswa, meskipun tidak semua belajar siswa merupakan akibat guru yang mengajar. Oleh sebab itu, guru sebagai figur sentral harus mampu menetapkan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat mendorong terjadinya perbuatan belajar siswa yang aktif, produktif, dan efesien.
7.      Evaluasi
Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan yang telah ditentukan (dalam makalah UMM). Hasil dari kegiatan evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik (feedback) untuk melaksanakan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang digunakan, pemilihan media, pendekatan pengajaran dan metode dalam  pembelajaran. Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan  penilaian hasil pembelajaran.
   2.3  Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran
Kedudukan evaluasi (dalam jurnal Zainal Arifin) dalam proses pembelajaran sangat penting dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai tujuan atau belum dan dapat mengetahui factor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran itu berhasil atau tidak. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran.
Evaluasi juga punya kedudukan yang tak terpisahkan dari belajar dan pembelajaran secara keseluruhan. Selama kegiatan belajar dan mengajar berlangsung, evaluasi dilakukan dalam interval waktu pelajaran dimulai hingga saat berakhirnya kegiatan belajar mengaja. Selama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan hendaknya guru mengevaluasi setiap langkah atau kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pelaksanaan evaluasi bisa melalui tanya jawab lisan dalam setiap kegiatan belajar mengajar, kuis, tes, atau minimal intropeksi diri. Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung, dapat dilaksanankan evaluasi terhadap hasil pencapaian belajar siswa, baik itu individual maupun kelompok. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan siswa dalam memahami konsep-konsep yang telah dipelajari.
   2.4  Syarat-Syarat Umum Evaluasi Pembelajaran
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses pendidikan terurai berikut ini :
2.4.1        Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Dapat diterjemahkan pula sebagai kelayakan interpretasi terhadap hasil dari suatu instrument evaluasi atau tes, dan tidak terhadap instrument itu sendiri (Gronlund, 1985:57). Kesahihan juga dapat dikatakan lebih menekankan pada hasil/ perolehan evaluasi, bukan pada kegiatan evaluasinya.
Kesahihan instrument evaluasi diperoleh melalui pengalaman. Dari dua cara tersebut, diperoleh empat macam kesahihan yang terdiri dari :
1.      Kesahihan isi (content validation)
2.      Kepentingan konstruksi (construction validity)
3.      Kesahihan ada sekarang (concurrent validity), dan
4.      Kesahihan prediksi (prediction validity)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi yaitu sebagai berikut :
1.      Faktor instrumen evaluasi itu sendiri
2.      Faktor-faktor administrasi evaluasi dan penskoran juga merupakan faktor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang menganggu kesahihan interpretasi hasil evaluasi.
3.      Faktor-faktor dalam respons-respons siswa merupakan faktor-faktor yang lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada instrumental evaluasi atau pengadministrasiannya.
2.4.2        Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat (Arikunto, 1990:81). Keterandalan menunjukan kepada konsistensi (keajegan) pengukuran yakni bagaimanakah keajegan skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran yang lain. Juga berhubungan erat dengan kesahihan, karena keterandalan menyediakan (Arikunto, 1990: 81; Gronlund, 1985:87). Tidak selalu menjamin bahwa hasil evaluasi yang andal (reliable) akan selalu menjawab bahawa hasil evaluasi sahih (valid).
Untuk memperjelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan akan diuraikan berikut ini:
1.      Panjang tes (length of test)
2.      Tes ini dilakukan dengan tidak banyak menebak, maka keterandalan hasil evaluasi semakin tinggi
3.      Sebaran skor (spread of scores)
4.      Karena koefisien keterlandan yang lebih besar dihasilkan pada saat orang perorang tetap pada posisi yang relative sama dalam satu kelompok dari satu pengujian ke pengujian lainnya, itu berarti selisih yang dimungkinkan dari perubahan posisi dalam kelompok juga menyumbang memperbesar koefisien keterandalan
5.      Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes)
6.      Tes acuan norma (norm reference test). Tingkat kesulitan tes yang ideal untuk meningkatkan koefisien keterandalan adalah tes yang menghasilkan sebaran skor berbentuk atau kurva normal
7.      Objektivitas (objectivity)
8.      Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain) memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes
9.      Uraian faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang disadur dari Groundlund (1985 : 100-104) mencakup juga faktor-faktor yang mempengaruhi keterandalan yang dikemukakan oleh Arikunto.
2.4.3        Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-kemudahan yanga da pada instrument evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/memperoleh hasil, maupun kemudahan dalam menyimpannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrument evaluasi meliputi:
1.      Kemudahan mengadministrasi
2.      Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi
3.      Kemudahan menskor
4.      Kemudahan interpretasi dan aplikasi
5.      Tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen
    2.5  Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi pembelajaran adalah aspek-aspek yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi tujuan pengajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanan pembelajaran, dan kurikulum.
1.      Tujuan pembelajaran
Hal-hal yang perlu dievaluasi pada tujuan pengajaran adalah penjabaran tujuan pengajaran, rumusan tujuan pengajaran, dan unsure-unsur-unsur tujuan pengajaran.
Penjabaran dimulai dari tujuan pengajaran tertinggi sampai tujuan pengajaran yang terendah seringkali disebut hieraki tujuan. Tujuan pengajaran yang tertinggi adalah tujuan pendidikan nasional. Tujuan kelembagaan, tujuan kurikuler, tujuan umum pengajaran, dan terakhir tujuan khusus pengajaran, semakin kebawah semakin rinci unsur-unsur yang ada dirumusan tersebut.
2.      Unsur dinamis pembelajaran
Yang dimaksud dengan unsur dinamis pembelajaran adalah sumber belajar atau komponen sistem instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar meliputi: pesan orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT, 1986 : 2).
Sumber-sumber belajar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design) yakni sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen pembelajaran untuk memberikan kemudahan /fasilitas belajar yang terarah dan bersifat normal, dan sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) yakni sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan diterapkan, dan digunakan untuk keperluan belajar (AECT, 1986 : 9).
Sumber belajar disebut unsur dinamis pembelajaran karena setiap perubahan yang terjadi pada salah satu sumber belajar akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada kegiatan pembelajaran. Pesan dapat diartikan sebagai informasi yang disampaikan oleh sumber belajar atau komponen sistem instruksional yang lain dan berbentuk gagasan, fakta, ,makna dan data (AECT, 1986:195).
Orang sebagai sumber belajar adalah orang bertindak sebagai penyimpanan dan atau penyalur pesan (AECT, 1986 : 10). Bahan adalah barang-barang (lazim disebut perangkat lunak) yang biasanya berisikan pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan, kadang-kadang bahan itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian (AECT, 1986 : 10). Alat merupakan barang-barang (lazim disebut perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan (AECT, 1986 : 10). Teknik adalah prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, alat, tata tempat, dan orang untuk menyampaikan pesan (AECT, 1986 : 10) Latar merupakan sumber belajar berupa lingkungan tempat pesan diterima oleh siswa ( AECT, 1986 : 10).
Adanya interaksi antara sumber sebagai unsur dinamis pembelajaran dengan siswa akan mewujudkan pelaksanaan pembelajaran.
3.      Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran diartikan sebagai interaksi antara sumber belajar dengan siswa. Sasarn evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara lebih terperinci diantaranya adalah:
1)      Kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran
2)      Kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada siswa
3)       Kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran
4)      Kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran
5)      Kemampuan guru menggunakan teknik pembelajaran
6)      Kesesuaian teknik pembelajaran dengan pesan dan tujuan pengajaran
7)      Interaksi siswa dengan siswa lain
8)       Interaksi guru dengan siswa.
4.    Kurikulum
Kurikulum dipandang sebagai rencana tertulis yakni seperangkat komponen pembelajaran yang diuraikan secara tertulis pada bahan tercetak atau buku. Kurikulum sebagai sasaran evaluasi pembelajaran akan meliputi:
1)      Tersedianya dan sekaligus kelengkapan komponen kurikulum
2)      Pemahaman terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
3)      Pemahaman terhadap tujuan kelembagaan atau tujuan institusional sekolah
4)       Pemahaman terhadap strukur program kurikulum
5)       Pemahaman terhadap GBPP
6)      Pemahaman terhadap teknik pembelajaran
7)        Pemahaman terhadap sistem evaluasi
8)        Pemahaman terhadap pembinaan guru
9)      Pemahaman terhadap bimbingan siswa.

  

BAB III
PENUTUP
   3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka menandakan bahwa evaluasi pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang guru sendirian, namun semua guru. Untuk itu, pemahaman tentang konsep dasar evaluasi dan pembalajaran sangat diperlukan oleg guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, efektif, dan efisisien.
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa, selain untuk mengadakan perbaikan. Oleh karena itu, kegiatan evaluasi hendaknya memperhatikan konsep dasar evaluasi yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Konsep dasar evaluasi yang harus dikuasai oleh pendidik (guru) ataupun calon pendidik (calon guru) adalah pengertian dasar tentang evaluasi, tujuan evaluasi, karakteristik evaluasi, teknik- teknik evaluasi, dan terakhir macam-macam alat evaluasi yang telah diuraikan di atas. Tanpa mengetahui konsep dasar evaluasi seorang pendidik (guru) tidak akan dapat menyusun suatu alat evaluasi. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi.
    3.2  Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Makalah Gizi Lansia