Makalah Gizi Lansia
MAKALAH
GIZI
LANJUT USIA (LANSIA)
Di
Susun Oleh :
Kelompok
IV
1.
Anrah
Purnamasari NIM :
15.052.017.036
2.
Utari NIM :
15.052.017.045
3.
Siti
Aminah Ajar NIM :
15.052.017.002
4.
Nirwana NIM :
15.052.017.028
5.
Rafika
Afni NIM :
15.052.017.027
6.
Ferawati NIM : 15.052.017.036
7.
Damrah NIM :
15.052.017.018
8.
Koni
Kurniawati NIM :
15.052.017.026
9.
Neti
Uswatullah NIM :
15.052.017.033
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM MAKASSAR
TAHUN
AJARAN 2017/2018
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut asma
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, dan segala puji syukur kehadirat
Allah SWT., Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta yang berada diantara
keduannya. Kepasrahan atas ketetapan Allah SWT yang bersenyawa dengan ketundukan
pada kekuasaan-Nya yang tak tertandingi, telah meniscayakan kita untuk selalu
bernaung dibawah lindungan-Nya dari konspirasi yang menjebak. Solawat dan salam tercurahkan kepada
baginda Rasulullah Muhammad Saw, Nabi yang telah menjadi suri teladan dan pemimpin
umat manusia menuju gerbang pencerahan.
Makalah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah
tentang Gizi Lanjut Usia (Lansia) ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makassar,
15 November 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
A.
Latar Belakang………………………………………………………………….. 1
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………………..... 2
C.
Tujuan
Penulisan………………………………………………………………... 2
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………… 3
A.
Pengertian Lanjut Usia
(Lansia)………………………………………………….. 3
B.
Kondisi Fisik Pada Lanjut Usia
(Lansia)…………………………………………. 3
C.
Masalah Gizi Pada Lanjut Usia
(Lansia)………………………………………... 6
D.
Masalah Kesehatan Pada Lanjut Usia
(Lansia)……………………………………. 7
E.
Kebutuhan Gizi Lanjut Usia (Lansia)…………………………………………… 11
F.
Peranan Gizi Bagi Lanjut Usia
(Lansia)………………………………………… 14
G.
Menu Seimbang Bagi Lanjut Usia
(Lansia)…………………………………….. 18
H.
Faktor Yang Harus Diperhatikan Pada
Lanjut Usia (Lansia)…………………… 19
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………... 23
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………… 23
B.
Saran……………………………………………………………………………. 23
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………. iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap manusia pasti mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua
merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada manusia seseorang
mengalami kemunduruan fisik, mental dan social sedikit demi sedikit sehingga
tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah
periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain
itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan
sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki
masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada
juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65
tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua
yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara
umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran
yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi
hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima
realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439)
Usia
lanjut sering punya masalah dalam hal makanan, antara lain nafsu makan menurun.
Padahal meskipun aktivitasnya menurun sejalan dengan bertambahnya
usia, ia tetap membutuhkan asupan zat gizi lengkap, seperti karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Iapun masih tetap membutuhkan energi
untuk menjalankan fungsi fisiologis tubuhnya.
Gizi
memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah kekurangan gizi
sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari menurunnya nafsu makan
karena penyakit yang di deritanya. Selain masalah kekurangan gizi, masalah
obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usia lanjut. Obesitas pada usia
lanjut berdampak pada peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, diabetes
mellitus dan hipertensi. Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit, asupan
gizi diperlukan untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi
komplikasi.
Pada usia
lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi kesulitan mengenal benda-benda
gangguan dalam penyusunan rencana yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut amnesia atau pikun. Gejala pertama
pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan untuk sehari-hari dan
perilaku yang berulang-ulang dapat juga disertai delusit palanoid atau perilaku
antisosial lainnya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pada
Makalah “Gizi Lanjut Usia (Lansia) di atas, maka penulis mengambil rumusan
Masalah sebgai berikut :
1. Apa yang dimaksut dengan Lanjut Usia (Lansia)?
2. Bagaimana kondisi fisik pada Lanjut Usia (Lansia)?
3. Apa saja masalah gizi pada Lanjut Usia (Lansia)?
4. Apa saja masalah kesehtan pada Lanjut Usia (Lansia)?
5. Apa saja kebutuhan gizi pada Lanjut Usia (Lnasia)?
6. Bagaimana peranan gizi pada Lanjut Usia (Lansia)?
7. Menu seimbang pada Lanjut Usia (Lansia)?
8. Factor apa saja yang harus diperhatikan pada Lanjut Usia
(Lansia)?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah pada
Makalah “Gizi Lanjut Usia (Lansia) di atas, maka tujuan penulisan sebgai
berikut :
1. Mengetahui pengertian Lanjut Usia (Lansia).
2. Mengetahui kondisi fisik pada Lanjut Usia (Lansia).
9. Mengetahui masalah gizi pada Lanjut Usia (Lansia).
10. Mengetahui masalah kesehtan pada Lanjut Usia (Lansia).
11. Mengetahui kebutuhan gizi pada Lanjut Usia (Lnasia).
12. Mengetahui peranan gizi pada Lanjut Usia (Lansia).
13. Mengetahui Menu seimbang pada Lanjut Usia (Lansia).
14. Mengetahui Factor yang harus diperhatikan pada Lanjut Usia
(Lansia).
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lanjut Usia (Lansia)
Lanjut usia merupakan istilah tahap
akhir dari proses menua. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun
(1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa
setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun
ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat
bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap
penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh
atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
Berdasarkan
UU Kes. No. 23 1992 Bab V bagian kedua Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa
manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, dan sosial.
Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera
dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu :
1.
Usia
pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
2.
Lanjut
usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
3.
Lanjut
usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
4.
Usia
sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun
Dari
berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan
periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses
kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan
waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
B.
Kondisi
Fisik Pada Lanjut Usia (Lansia)
Setelah
orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat
patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang,
energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok, tulang makin rapuh, dan
sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia
mengalami penurunan secara berlipat ganda.
Ini
semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun
social, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada
orang lain.
Beberapa
kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Kulit
: kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi. Dengan
demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap
masuknya kuman terganggu. Tipis dan keriput disebabkan oleh hilanganya lapisan
lemak dibawah kulit, tidak elastic lagi karena terbentuk jaringan ikat baru
dibawahnya.
2.
Rambut
: rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini berkaitan dengan
perubahan degeneratif kulit.
3.
Seks
: produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur,
selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita yang menurun juga dipengaruhi
oleh menopause pada wanita dan andropause pada pria.
4.
Otot
: jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah jaringan ikat
bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun, dan
kekuatannya berkurang.
5.
Jantung
dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung
berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otot mengalami
kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes
mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan lain-lain. Yang memudahkan timbulnya
penggumpalan darah dan trombosit.
6.
Tulang
: ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang menurun, akibatnya
tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah patah. Dengan bertambahnya
usia, terdapat peningkatan hilang tulang secara linear
Adapun
perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia yaitu
sebagai berikut :
1.
Sel
a.
Lebih
sedikit jumlahnya
b.
Lebih
besar ukurannya
c.
Berkurangnya
jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d.
Menurunnya
proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e.
Jumlah
sel otak menurun.
f.
Terganggunya
mekanisme perbaikan sel.
g.
Otak
menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.
2.
Sistem
persarafan :
a.
Berat
otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).
b.
Cepatnya
menurun hubungan persarafan.
c.
Lambat
dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
d.
Mengecilnya
saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, pengecilnya
saraf pencium dan rasa, lebih sensitive terhadap perubahan suhu dengan
rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e.
Kurang
sensitive terhadap sentuhan.
3.
Sistem
pendengaran
Presbiakuisis
(gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada – nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit di menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia
diatas 60 tahun.
a.
Membaran
timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b.
Terjadi
pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatkan keratin.
c.
Pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stres.
4.
Sistem
penglihatan
a.
Sfingter
pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b.
Kornea
lebih berbentuk sferis
c.
Lensa
lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d.
Meningkatnya
amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lamabat, dan
susah melihat dalam cahaya gelap.
e.
Hilangnya
daya akomodasi.
f.
Menurunnya
lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g.
Berkurangnya
daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5.
Sistem
kardiovaskuler
a.
Elastisitas
didnding aorta menurun.
b.
Katup
jantung menebal dan menjadi kaku
c.
Kemampuan
jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d.
Kehilangan
elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi,
perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan
tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e.
Tekanan
darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.
6.
Sistem
pengaturan temperatur tubuh
Pada
sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termosta,
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang
mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain:
a.
Temperatur
tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 350 ini akibat
metabolisme yang menurun.
b.
Keterbatasan refleks
menggil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktivitas otot.
C. Masalah Gizi pada Lanjut Usia (Lansia)
1. Gizi
berlebih
Gizi
berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai
pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.
Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi
makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya :
penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi
kurang
Gizi
kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan
vitamin
Bila
konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein
dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit
kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
D.
Masalah
Kesehatan pada Lanjut Usia (Lansia)
Penampilan
penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada dewasa muda,
karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan yang
timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri
serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Menurut
Kane dan Ouslander sering desebut dengan istilah 14 I, immobility (kurang
bergerak),instability (berdiri dan berjalan tidak stabil atau mudah
jatuh), incontinence (beser buang air kecil / air
besar), infection (infeksi), impairment of
vision and hearing, taste, smell, communication, convalescence, skin integrity (gangguan
panca indera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit), impaction (sulit
buang air besar), isolation (depresi), inanition (kurang
gizi), impecunity (tidak punya uang), iatrogenesis (menderita
penyakit akibat obat-obatan), insomnia (gangguan tidur), immune
deficiency (daya tahan tubuh yang menurun), danimpotence (impotensi).
Beberapa
masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai berikut
1. Kurang bergerak
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor
lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling
sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit
jantung dan pembuluh darah.
2. Istabilitas
Penyebab
terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh derita) baik karena prosen menua, penyakit maupun proses ekstrinsik
(hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat obatan tertentu dan faktor
lingkungan.
Akibat
yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bagian tertentu
dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala,
luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain dari
pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.
Walaupun sebagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau
gangguan fisik yang berta, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan
merupakan peristiwa yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan
gangguan psikologis berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan
terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut menjadi takut
berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
3.
Beser
Beser,
buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering
didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam
jumlah dan kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social.
Beser bak merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada
lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia
tersebut maupun keluarganya.
Akibat
timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun social, yang kesemuanya
akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser bak
sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut,
sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan kandungan kemih. Besek bak sering
pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang justru akan memperberat
keluhan beser bak mandi.
4.
Gangguan
intelektual
Merupakan
kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan
yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas kehidupan
sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia 60-85 tahun atau
lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun mengalami demensia
(kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun kejadian meningkat
mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan gangguan intelektual
adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan intelektual lainnya.
5.
Infeksi
Merupakan
salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain sering
didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan
keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta resiko menjadi
fatal meningkat pula.
Beberapa
faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai
organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komordibitas) yang
menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi,
faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami
infeksi.
6.
Gangguan
pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit
Akibat
proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina juga gangguan pada
otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara dapat menyebabkan
terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah
rusak dengan trauma yang minimal.
7.
Depresi
Perubhan
status social, bertambahnya penyakit dan berkurangnya kemandirian social serta
perubahan-perubahan akibat proses menua menjadi salah satu pemicu
munculnya depresi pada lansia. Namun demikian, sering kali gejala
depresi menyertai penderita dengan penyakit-penyakit gangguan fisik, yang tidak
dapat diketahui ataupun terpikirkan sebelumnya, karena gejala-gejala depresi
yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari proses menua yang
normal ataupun tidak khas.
Gejala-gejala
depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering menangis, merasa
kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban, cepat lelah dan
menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan berkurang, daya ingat
berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain, kurangnya minat,
hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan orang lain,
merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa bersalah
dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
gejala-gejala fisik lainnya. Akan tetapi, pada lansia sering timbul depresi
terselubung, yaitu yang menonjol hanya gangguan fisik saja seperti sakit
kepala, jantung berdebar-debar, nyeri pinggan, gangguan pencernaan dan
lain-lain, sedangkan gangguan jiwa tidak jelas.
8.
Kurang
gizi
Kekurangan
gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan.
Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk memilih makanan yang
bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama karena gangguan
pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama terjadi pada pria
yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang faktor
kondisi kesehatan Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur,
alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
9.
Daya
tahan tubuh menurun
Daya
tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi tubuh yang
terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak selamanya hal ini
disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena berbagai keadaan seperti
penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun penyakit yang baru saja
diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh seseorang.
Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang kurang, penurunan
fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.
10. Impotensi
Merupakan
ketidak mampuan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk
melakukan sanggama yang memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan.
Menurut Massachusetts Male Aging Study (MMAS) bahwa penelitian yang dilakukan
pada pria usia 40-70 tahun yang di wawancarai ternyata 52% menderita disfungsi
ereksi, yang terdiri dari disfungsi ereksi total 10%, disfungsi ereksi sedang
25% dan minimal 17%.
Penyebab
disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin
sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah (arteriosklerosis) baik
karena proses menua maupun penyakit dan juga berkurangnya sel-sel otot polos
yang terdapat pada alat kelamin serta berkurangnya kepekaan dari alat kelamin
pria terhadap rangsangan.
11. Penyakit obat-obatan
Salah
satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit lebih dari satu
jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia
sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa pengawasan dokter
dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian obat-obatan yang
digunakan.
E.
Kebutuhan
Gizi Lanjut Usia (Lansia)
Kecukupan gizi
usia lanjut berada dengan usia muda. Kebutuhan
gizi sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,
aktivitas/kegiatan, postur tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk
pekerjaan) sehari-hari, iklim/suhu udara,kondisi fisik tertentu (masa
pertumbuhan,sedang sakit) dan unsure lingkungan (misalnya bekerja dibahan
dengan bahan nuklir). Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan brmanfaat
bagi usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit
degenerative seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus arthritis dan
lain-lain atau kekurangan gizi yang seyogianya telah dilakukan sejak
muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:
a.
Energi
Pada
manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan meningkatnya usia. Hal ini
disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif yang mengakibatkan kegiatan fisik
juga menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan
gizi yang dianjurkan untuk pria manula adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita
1.700 kalori. Kebutuhan kalori akan mulai menurun pada usia 40-49
tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69 tahun menurun 10%.
Dengan
penurunan ini berarti jumlah makanan yang seharusnya dikonsumsi juga
menurun.Kebutuhan energy pada usia 40 tahun sekitar 35 kkal/kg BB ideal. Setiap
usia 10 tahun perkembangan
usia, kebutuhan energy akan menurun 10 g. Tetapi, pembagian ke dalam zat-zat
gizi tetap berprinsip pada pola gizi seimbang.
b.
Kalori
Kebutuhan
energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan penurunan metabolism basal
(sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan fisik cenderung menurun. Kebutuhan
kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40 – 49 tahun dan 10% pada usia 50-59
tahun serta 60-69 tahun. Menurut widya karya pangan dan gizi 1993,kecukupan
gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut.
c.
Hidrat
Arang
Penggunaan
hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan kalori juga menurun.
Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat arang.
d.
Air
dan Serat
Kebutuhan
air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan berkurangnya kemampuan ginjal
maka air punya peranan penting sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan
mendorong peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum 6-8
gelas sehari. Serat dalam makanan akan membantu mendorong peristaltic usus dan
dapat mencegah konstipasi pada manula.
e.
Protein
Untuk
usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-jaringan yang
rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh. Dianjurkan memenuhi kebutuhan
protein terutama dari protein hewani dan nabati dengan perbandingan 1:3,.Jumlah
protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut (60 tahun) adalah 55 g per
hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari. Hindarkan konsumsi protein yang
berlebih karena akan memberatkan fungsi ginjal dan hati. Protein diperlukan
lebih pada usia lanjut yang menderita penyakit infeksi serta mengalami setres
berat.
f.
Lemak
Lemak
merupakan sumber tenaga selain hidrat arang. Lemak berlebih disimpan dalam
tubuh sebagai cadangan tenaga dan bila berlebih akan ditimbun sebagai lemak
tubuh. Konsumsi lemak yang berlebih tidak dianjurkan pada usia lanjut karena
dapat meningkat kadar lemak dalam tubuh khususnya kadar kolesterol darah. Kebutuhan
lemak usia lanjut lebih sedikit. Konsumsi lemak dibatasi jangan lebih dari
seperempat kebutuhan energi. Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi
asam lemak tak jenuh (berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk
usia lanjut karena meningkat:
1)
Berkurangnya
aktivitas tubuh.
2)
Berkurangnya
produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna akan membebani lambung
dan usus.
3)
Bisa
menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang tinggi.
g. Vitamin
Untuk
usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya vitamin A,D,E
untuk mencegah penyakit degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi
mkanan yang banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga
dianjurkan,untuk menanggulangi resiko penyakit jantung.
Adapun
kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari Adalah:
1)
Vitamin
wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
2)
Vitamin
B1 1,0 ug.
3)
Vitamin
B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
4)
Vitamin
B12 1,0 ug.
5)
Asam
Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
6)
Vitamin
C60 ug.
7)
Vitamin
D5 ug.
8)
Vitamin
E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug
h. Mineral
Pada
usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe, Zn, selenium, dan kalsium untuk
mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita. Adapun kebutuhan
mineral untuk usia lanjut perhari adalah:
1)
Kalsium
wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
2)
Zat
besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
3)
Natrium
(NaCl)2,8-7,8 g.
4)
Seng
(Zn) 15 ug.
5)
Selenium
wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan
pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 g per
orang per hari karena dapat membantu menurunkan tekanan darah.
F.
Peranan
Gizi Bagi Lanjut Usia (Lansia)
Peranan Energi
1.
Energi
untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein, dan
lemak.
2.
Kelebihan
energi dapat memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena energy ini
disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
3.
Penyakit
jantung dan penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada orang-orang
dengan energi yang berlebihan.
4.
Kekurangan
energi mengakibatkan berat badan rendah yang dapat mengakibatkan fungsi umum
menurun,seperti menurunnya daya tahan dan kesanggupan kerja.
Peranan
Protein
1.
Pada
usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk pertumbuhan.
Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-sel jaringan
yang rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
2.
Kebutuhan
protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa muda pada
umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan pada wanita
0,87 g/kg berat badan/hari.
3.
Kecukupan
protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari untuk pria
dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur 60 tahun ke
atas.
4.
Dianjurkan
kebutuhan protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai biologi
tinggi seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino
esensial meningkat pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang berlebihan
tidak bermanfaat Karena akan dapat memberatkan fungsi ginjal dan hati.
Peranan
lemak
1.
Lemak
merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan
energy.
2.
Konsumsi
lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat
meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
3.
Masukan
lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah total energi
yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi
25% dari energi yang di butuhkan.
Peranan Mineral
Mineral
dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat penting dalam berbagai
proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi mineral kurang dari
kebutuhan akan dapat mengganggu kelangsungan proses tersebut.
Kalsium
Pada
proses menua terjadi gangguan absorpsi kalsium,karena itu sangat dianjurkan
untuk mengonsumsi susu 1 gelas/hari.Kebutuhan kalsium yang di anjurkan adalah
500 mg/orang/hari.Untuk yang menderita osteoporosis dianjurkan pemberian
kalsium sejumlah 800 mg/orang/hari.Namun kalsium yang di butuhkan pada usia
19-20 tahun 1.000 mg,sedangkan untuk usia lebih 51 tahun,kebutuhan kalsium
sebesar 1.200 mg.
Fe/Zat
besi
Kebutuhan
Fe yang dianjurkan sebesar 9 mg/orang/hari untuk pria,sedangkan 8 mg/orang/hari
untuk wanita.Anemia gizi sering terjadi pada usia lanjut,diakibatkan rendahnya
jumlah Fe dalam makanan yang di konsumsi ataupun adanya penyakit pada lambung
yang dapat mengganggu penyerapan Fe di dalam saluran pencernaan.Oleh karena
itu,sebaiknya dipilih zat besi yang berasal dari hewani.Konsumsi protein asal
hewan antara lain daging perlu di konsumsi dalam jumlah yang cukup tetapi tidak
boleh berlebihan,karena zat besi asal protein hewani lebih mudah diserap.
Natrium
Kebutuhan
NaCl adalah 2,8-7,8 g/orang/hari.Dianjurkan lansia dengan tekanan darah tinggi
mengonsumsi NaCl sejumlah 3 mg/orang /hari karena dapat membantu menurunkan
tekanan darah.Pada keadaan ini menyebabkan nafsu makan usia lanjut
menurun,karena makanannya kurang garam.
Air
Kebutuhan
air meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.Dengan berkurangnya kemampuan
ginjal,,maka air mempunyai peranan penting sebagai pengangkut sisa metabolism
dalam tubuh.Dianjurkan meminum air sebanyak 6-8 gelas atau lebih dalam
sehar.Air juga mempunyai peranan mendorong peristaltik usus sehingga dapat
mencegah kontipasi.
Peranan
Serat
1.
Pada
manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar menjadi teratur dan
menghindari berbagai penyakit.
2.
Fungsi
serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit jantung koroner,kanker
usus besar,penyakit diabetes melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian
luar usus), dan mencegah kegemukan.
Peranan
Vitamin
Secara
umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai proses metabolisme dalam
tubuh,mempertahankan fungsi berbagai jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan
pembentukan sel-sel baru dan membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
1. Vitamin A
Penghasilan
yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat
tergantung kepada kecukupan Vitamin A.Pada pria maupun wanita usia umur 60
tahun ke atas kecukupan Vitamin A adalah 3.500-4.000 mikrogram/orang/hari.
2. Vitamin B1/Tiamina
Kecukupan
Vitamin B1 untuk pria lanjut adalah 1,2 mg/orang/hari dan 1,0 mg untuk wanita
lanjut.
3. Vitamin B6
Kecukupan Vitamin
B6 yang dianjurkan pria lansia adalah 2,2 mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram
untuk wanita lanjut.
4. Folat
Di
dalam tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan di butuhkan
untuk sintesis asam amino. Asam folat berfungsi sebagai kafaktor yang sangat
penting dan juga merupakan koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi
dan transulfurasi metabolisme homosistein.Asam folat juga merupakan koenzim
yang sangat besar peranannya dalam reaksi di dalam tubuh,seperti sintesis DNA,pembelahan
sel normal,sintetis purin,interkonversi asam amino,dan berbagai reaksi seluler
lainnya.konsumsi asam folat tidak hanya berperan besar pada pembentukan
jaringan otak janin saja,tetapi juga berpotensi mengatasi kepikunan pada
kelompok lanjut usia.Hasil penelitian membuktikan,mengonsumsi makanan yang
lunak yang banyak mengandung asam folat akan menurunkan risiko terserang kanker
usus besar.
5. Vitamin B12
Vitamin
B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan daya ingat,bahkan bisa
mengatasi persoalan kelainan saraf di samping itu Vitamin B12 bekerja sama
dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
Vitamin
B12 juga berfungsi sebagai kofaktor yang sangat penting dan juga merupakan
koenzim yang berfungsi mengatur proses remetilasi dan transulfurasi metabolisme
homosistem kecukupan yang dianjurkan untuk B12 adalah 0,3 mikrogram/hari bagi
usia lanjut.
6. Vitamin C
Vitamin
C sangat bermangfaat untuk menghambat berbagai penyakit pada usia tua,berfungsi
antara lain meningkatkan kekebalan tubuh,melindungi dari serangan
kanker,melindungi arteri,meremajakan dan memproduksi sel darah putih,mencegah
katarak,memperbaiki kualitas sperma,dan mencegah penyakit gusi. Kecukupan
Vitamin C adalah 60 mg/hari.
7. Vitamin D
Kecukupan
Vitamin D yang dianjurkan lansia sebanyak 5 mikro gram/hari atau 200 IU.Pada
umumnya konsumsi Vitamin D wanita usia lanjut rendah daripada pria usia lanjut.
8. Vitamin E
Vitamin
E merupakan anti-oksida dan diduga berperan memperlambat proses ketuaan pada
usia lanjut.Kecukupan yang dianjurkan adalah 8mg alpha tokoferol untuk pria dan
10 mg/hari untuk wanita.
9. Vitamin K
Kecukupan
Vitamin K adalah 65 mcg/hari bagi wanita lansia dan 80 mgc/hari bagi pria
lansia.
G.
Menu
Seimbang bagi Lanjut Usia (Lansia)
Menu
seimbang usia lanjut adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsure
gizi yang di butuhkan para usia lanjut. Syarat menu seimbang untuk manula sehat
yaitu sebagai berikut :
1.
Mengandung
zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.
2.
Jumlah
kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari hidrat arang
yang merupakan hidrat arang konpleks (sayuran,kacang-kacangan,dan biji-bijian).
3.
Jumlah
lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.
4.
Jumlah
protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut yaitu 8-10% dari total
kalori.
5.
Dianjurkan
mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur dan bermacam-macam
pati,yang konsumsi dengan jumlah secara bertahap.
6.
Menggunakan
bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu nonfat,yoghurt,ikan dan
lain-lain.
7.
Makanan
mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein hewani.
8.
Membatasi
penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium bikarbonat,sodium
sistrate.
9.
Bahan
makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan
mudah di cerna.
10.
Hindari
bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11.
Makanan
seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.
H.
Faktor-faktor
yang harus di perhatikan pada lansia
1. Lingkungan Sosial
Sosialisasi
terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya depresi, stres,
paranoia, dan gangguan lain dengan cara :
a.
Melakukan
komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
b.
Melakukan
aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi waktu luang.
c.
Berkumpul
bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman baru untuk
menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
2. Gizi (Suplemen)
a.
Untuk
menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua, butuh zat
gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, sehingga
kesadaran akan perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang seharusnya
memang dimulai sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut masalah gizi
dapat di tanggulangi dengan baik.
b.
Makana
yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-sayuran, dua sajian
buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari dapat di berikan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan makanan yang berbeda
dari setiap kelompok makanan merupakan metode yang paling baik untuk memastikan
masukan zat gizi yang cukup.
c.
Untuk
mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan untuk
mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit
delapan gelas cairan seperti air, jus, dan lain-lain setiap haru untuk
melembutkan feces.
d.
Untuk
suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500 mg/hari yang
membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa. Namun jika penilaian
menunjukan defisiensi spesifik maka suplemen mungkin dibutuhkan untuk
mengoreksinya.
Dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Maka
yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi kebutuhan gizi.
b.
Pemberian
makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi kecil tapi sering.
c.
Memberikan
makanan terhadap dan bervariasi terutama bila nafsu makanya berkurang
d.
Memperhatikan
makanan agar sesuai dengan selera.
e.
Memberikan
makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan memudahkan mengunyah.
f.
Melakukan
terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit yang dilakukan oleh ahli
gizi
3. Pola Hidup
Pada
usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada komponen daya
tahan kardio respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat dilakukan lansia
untuk memperbaiki fungsi kardiovaskular dan menimbilkan perasaan segar adalah
melakukan olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh
yang baik/positif terhadap kemampuan fisik seseorang apabila dilakukan secara
baik dan benar. Melakukan latihan fisik yang baik dapat bermanfaat sebagai
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan apabila ditinjau
secara fisiologi, psikologi dan social memberikan dampak secara langsung dan
jangka panjang.
Manfaat
Fisiologi :
a.
Dampak
langsung dapat membantu : (1) pengaturan kadar gula rendah; (2) merangsang
adrenalin dan nonadrenalin; (3) peningkatan kualitas dan kuantitas tidur;
b.
Dampak
jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Daya tahan aerobik/kardiovaskular; (2) Kekuatan
otot rangka; (3) Kelenturan; (4) Keseimbangandan koordinasi gerak; (5) Kelincahan
gerak;
Manfaat
Psikologis :
a.
Dampak
langsung dapat membantu : (1) Member perasaan santai; (2) Mengurangi ketegangan
dan kecemasan; (3) Meningkatkan perasaan senang.
b.
Dampak
jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Kesegaran jasmani dan rohani secara
utuh; (2) Kesehatan jiwa; (3) Fungsi kognitif; (4) Penampilan dan fungsi
motorik; (5) Keterampilan.
Manfaat
Sosial :
a.
Dampak
langsung dapat membantu : (1) Pemberdayaan usia lanjut; (2) Peningkatan
integritas social dan kultur.
b.
Dampak
jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Keterpaduan; (2) Hubungan
kesetiakawanan social; (3) Jaringan kerja sama social budaya; (4) Pertahanan
peran dan pembentukan peran baru; (5) Kegiatan antargenerasi.
4. Pola Makan
Pola
makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri
khas masyarakat tertentu. Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan
ketidakseimbangan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya
kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga
mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih.
Asupan zat gizi yang tepat berperan dalam menciptakan kesehatan lansia secara
optimal, kecukupan gizi akan terpenuhi jika para lansia memerhatikan pola makan
yang beragam dan bergizi seimbang. Pengurangan waktu makan dapat menyebabkan
zat gizi menjadi tidak seimbang. Dengan demikian, adanya lansia yang tidak
teratur makannya dapat menyebabkan tidak seimbang konsumsi zat gizi yang akan
berpengaruh pada status gizinya.
Pengaturan
makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a.
Jadwal
waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b.
Banyak
minum dan kurangi garam.
c.
Membatasi
asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap dalam batas
normal.
d.
Memilih
jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi mudah dan
teratur.
e.
Bagi
mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : (1) Makanlah makanan yang mudah dicerna; (2) Hindari makanan
yang terlalu manis dan gurih; (3) Bila ada kesukaan mengunyah, makanan harus
lunak/dicicang. (4) Makanan selingan diberikan pada jam 10.00 pagi dan jam
16.00 sore.
.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada usia
65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia
atau lanjut usia. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri
khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki
status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian
yang buruk pada lansia.
Pada
lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada
lansia dapat diatasi sehingga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi kita semua
juga akan mengalami masa-masa ini.
Pada
lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan kemunduran
fungsi tubuh akibat proses menua. Pada lansia terjadi kemunduran fisik, seperti
rambut memutih, rontok, kulit menjadi keriput dan tipis, dan lain-lain.
Kebutuhan
gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, umur,
aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim atau suhu udara, kondisi fisik
tertentu (sakit) serta unsur lingkungan. Beberapa faktor yang harus di
perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan social, gizi (suplemen), pola
hidup, pola makan, membatasi minum kopi dan teh.
B. Saran
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi,
Roby. 2016. Makalah Gizi Lansia. http://robydwitheking.blogspot.co.id. Diakses
pada 09
Mei 2016.
Gaho,
Van. 2015. Blog Kesehatanku: Makalah Lansia (Usia Lanjut).
http://blog-keajinanku.blogspot.co.id.
Diakses pada 30 September 2015.
Komentar
Posting Komentar